Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Kembara Bermula

Udara segar menjabat ramah, ketika kami turun dari bus rombongan. Sang kaki resmi menginjak wewengkon Panjalu, tempat yang kelak akan menjejali memori dengan segudang kenangan, meski rencananya kami akan berada di sini hanya empat-lima mingguan.

Raut kantuk masih terpelihara karena kami berangkat dari Bandung sejak pagi buta, kira-kira pukul tiga, golden time untuk tidur, selain juga untuk beribadah bagi mereka yang soleh dan solehah.

Maung Bodas Borosngora, Maung Panjalu
Maung Bodas di Taman Borosngora - Doc.beritajadisatu.blogspot.com

Pijakan pertama kami adalah selasar Alun-alun Panjalu yang lebih dikenal dengan Taman Borosngora, tepat depan gerbang yang di kiri-kanannya terdapat patung Maung Bodas (macan putih). Melongok ke area dalam alun-alun sejatinya tak ada yang terlalu istimewa, sebagaimana alun-alun pada umumnya berupa lapangan luas yang dibentengi beberapa pohon besar di sekelilingnya.

Meskipun begitu, tempat baru selalu memiliki daya tarik tersendiri, sehingga beberapa dari kami cukup antusias berfoto ria, baik itu swafoto atau pun bersama-sama.

Tak lama kemudian, teman-teman lain yang tiba sejak hari kemarin menghampiri kami. Saya tak ingat betul apa yang kami lakukan dan apa yang terjadi pada kami setelah itu, selain tragedi nasi kotak saya yang ketinggalan di dalam bus.

Nanti kalau sudah ingat kisah lanjutannya, akan saya bejerbeaskeun nya. Tapi tidak janji, susuganan we ieu mah.

"Terkadang manusia lupa pada janjinya. Karenanya, terhadap janji saja kadang lupa, bagaimana terhadap sesuatu yang tidak dijanjikan? Apalagi kalau cuma dianggap candaan. Namun, sayangnya ini tidak dapat dijadikan alat pembenaran...hihihi"

1 komentar untuk "Kisah Kembara Bermula"