Nilai adat dan agama dijadikan landasannya
Tak pernah pun terlintas untuk aku menduakanmu, apalagi menggores hati
Padamu yang kuanggapkan kekasih
Sungguh terheran bila aku disingkirkan
Dicemooh sewenangnya dengan penuh hinaan
Bagimu cinta saja tak mampu untuk membina
Mahligai impianmu bak kencana
Begitu alasanmu menutup pintu sengsara
Sehingga batinku berduka
Di kamar itu kau rela dibuai mimpi
Kuberadu bayang diri
Sungguh terheran bila aku disingkirkan
Dicemooh sewenangnya dengan penuh hinaan
Bagimu cinta saja tak mampu untuk membina
Mahligai impianmu bak kencana
Begitu alasanmu menutup pintu sengsara
Sehingga batinku berduka
Di kamar itu kau rela dibuai mimpi
Kuberadu bayang diri
Engkau racun berbisa membunuh jiwa raga
Aku yang tersiksa dianggap biasa
Dan kini kutahu, ku bukan kekasihmu
Tak usah kau memburu apa yang terjadi padaku
Biarlah mengalah
Daripada ku kian parah
Mengharapmu pun seolah mengundang seribu resah
Tak rela dibebani masalah
Aku yang tersiksa dianggap biasa
Dan kini kutahu, ku bukan kekasihmu
Tak usah kau memburu apa yang terjadi padaku
Biarlah mengalah
Daripada ku kian parah
Mengharapmu pun seolah mengundang seribu resah
Tak rela dibebani masalah