Kunjungan Studi ke Harian Bandung Ekspres
Waktu semester lima, saya bersama teman-teman Mahasiswa Jurnalistik UIN Bandung bertandang ke kantor Harian Bandung Ekspres dengan tajuk kunjungan studi. Kantornya berlokasi di jalan Soekarno-Hatta, kalau dari arah Cibiru letaknya ada di kanan jalan sebelum perempatan Kiaracondong. Kunjungan studi tak hanya diikuti mahasiswa, kami didampingi Pak Dono Darsono selaku dosen yang mengampu mata kuliah Reka Bentuk Surat Kabar.
Saya tiba di TKP sekira pukul 6 sore, karena ketika sampai di sana terdengar kumandang azan Maghrib. Kami pun melaksanakan solat Maghrib terlebih dulu di Masjid terdekat. Baru setelah itu langsung masuk ke gedung Harian Bandung Ekspres. Lokasi pertama yang kami kunjungi adalah ruangan yang dipenuhi deretan komputer, letaknya di lantai 2, entah namanya ruangan apa.
Di sana ada tétéh geulis yang sedang memilah-milah berita dan foto, ada akang gondrong yang sedang mendesain ilustrasi jadwal World Cup via Photoshop. Lalu ada tétéh yang sedang me-layout halaman koran via Adobe Page Maker. Terus ada juga si akang nu gawé na ngan motoan barudak wé. Beliau mengaku lulusan UIN Bandung, sebagai alumni, dirinya antusias karena merasa ada ikatan batin dengan para peserta kunjungan studi.
Setelah cukup lama di dalam ruangan, kami memutuskan keluar gedung untuk sekadar menghirup udara segar, sambil menunggu jadwal pencetakan koran yang akan dilakukan tengah malam. Tanpa disangka di luar ternyata hujan deras, sehingga ruang gerak kami jadi terbatas, selonjoran di teras gedung pun menjadi pilihan yang pas.
Sebagian teman-teman perempuan memilih untuk pulang, sedangkan para pria masih strong menunggu kepastian. Ada yang tetap selonjoran di teras gedung, ada pula yang jajan ke mini market yang letaknya tepat di depan gedung Harian Bandung Ekspres. Saya termasuk yang ikut ke mini market, meski cuma beli air kemasan.
Ibarat peribahasa yang melegenda; di mana ada gula di situ ada semut. Di mana ada makanan atau minuman maka di sana akan ada yang minta. Seperti itulah nasib air kemasan yang baru saya beli. Baru minum beberapa tenggak, eh ada yang minta. Saya berikanlah air itu, meski dengan sedikit (sedikit banget) berat hati. Bukannya pelit, ini karena orang yang minta minum sedang dalam keadaan merokok. Kamu tau sendiri lah efeknya bagaimana... hehe
Meskipun dia hanya minta sedikit, saya putuskan untuk memberikan semuanya karena ujung botolnya jadi bau rokok.
Gulungan kertas yang disinyalir berbobot 1 ton - Dok. Jurnalistik UIN Bandung |
Singkat cerita, tengah malam pun tiba. Kami kembali masuk gedung, tepatnya ke ruang percetakan. Di sana ada mesin cetak yang lumayan gede, ada gulungan kertas yang konon beratnya mencapai 1 ton, dan masih ada alat-alat lain yang cukup asing bagi saya.
Waktu itu, giliran naik cetak pertama adalah milik Harian Karawang Ekspres. Sambil menyimak proses pencetakan, ada orang dalam yang menjelaskan proses pencetakan tersebut, namun karena suara mesin cetak lumayan berisik, membuat penjelasannya kurang terdengar jelas. Meskipun demikian, kami mempunyai dokumentasi proses pencetakan koran yang semula berbentuk gulungan kertas hingga menjadi lipatan-lipatan koran (meski tidak lengkap).
Setelah melalui proses film separasi, dilanjutkan dengan proses montage - Dok. Jurnalistik UIN Bandung |
Tahapan Repro Plate - Dok. Jurnalistik UIN Bandung |
Tahapan Repro Plate - Dok. Jurnalistik UIN Bandung |
Mengatur mesin cetak - Dok. Jurnalistik UIN Bandung |
Mahasiswa antusias menyimak proses pencetakkan koran - Dok. Jurnalistik UIN Bandung |
Proses pencetakkan koran - Dok. Jurnalistik UIN Bandung |
Memeriksa hasil cetakkan - Dok. Jurnalistik UIN Bandung |
Koran secara otomatis terlipat rapih ketika keluar dari mesin cetak - Dok. Jurnalistik UIN Bandung |
Hasil akhir cetakkan siap edar - Dok. Jurnalistik UIN Bandung |
Setelah proses cetak, selanjutnya koran dirapihkan untuk kemudian siap edar besok pagi. Selesainya proses cetak menandai pula akhir kunjungan studi kami di Harian Bandung Ekspres. Semoga postingan ini ada faedahnya. Wassalam.
Posting Komentar untuk "Kunjungan Studi ke Harian Bandung Ekspres"