Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Eksodus Pesepakbola Indonesia ke Luar Negeri

Membincangkan sepak bola Indonesia tahun 2020, hanya sedikit bahan yang bisa dibahas. Mungkin hanya seputar TC Timnas, atau kompetisi yang mati suri hingga waktu yang tak pasti, akibat larangan pemerintah dan pihak keamanan karena kasus Covid-19 di Indonesia belum terkendali.

Tidak berjalannya kompetisi tentu membuat banyak klub merugi, karena meski tidak bertanding para pemain mereka harus tetap digaji, meski hanya setengah harga dari kesepakatan kontrak berdasarkan keputusan PSSI.

Beberapa pemain asing yang kontraknya habis di penghujung tahun 2020 pun memilih hengkang ke luar Indonesia. Ya, kepindahan seorang pemain asing dari kompetisi negara satu ke kompetisi negara lain sudah menjadi hal lumrah. Namun akan menjadi kehebohan apabila yang pindah lintas negara itu adalah pemain lokal Indonesia.

Menjadi berkah juga, tidak adanya kompetisi tahun 2020 membuat beberapa pemain lokal hengkang atau dipinjam klub dari negara lain. Tentu ini sesuai harapan kita bersama, ada anak Indonesia yang berkiprah di luar negeri. Meskipun bukan hal baru, namun jumlahnya dapat dihitung jari.

Hingga tulisan ini dimuat, tercatat ada empat pesepakbola indonesia yang hengkang ke kompetisi luar negeri.

pemain abroad indonesia 2020
Pesepakbola Indonesia yang berkiprah di luar negeri tahun 2020

Pertama, Bagus Kahfi yang dikontrak Jong FC Utrecht dari Barito Putera dengan segala kontroversinya. Lanjut ada Rivaldo Todd Ferre, pemain muda Persipura Jayapura yang dipinjamkan ke Lampang FC yang berkompetisi di Thai League 2. Disusul oleh bek Persija Jakarta, Ryuji Utomo. Meski awalnya santer dikabarkan akan hijrah ke Liga Australia, namun pada akhirnya ia dipinjamkan ke Penang FC, klub yang tahun ini baru promosi ke Kasta tertinggi liga Malaysia.

Terbaru dan yang paling menghebohkan adalah dikontraknya pemain muda Madura United, Syahrian Abimanyu, oleh klub fenomenal asal Malaysia, Johor Darul Takzim atau akrab disebut JDT. Selain karena faktor klubnya yang serba wah, juga karena sangat sedikitnya isu kepindahan Syahrian Abimanyu ke JDT hingga cukup mengejutkan publik.

Namun, berdasarkan pernyataan pemilik JDT, Tunku Ismail Idris Tunku Mahkota Johor atau TMJ, di laman media sosialnya. Abimanyu tidak akan bermain di JDT 2 seperti yang santer diperbincangkan. Melainkan akan dipinjamkan lagi ke klub luar Malaysia. Karena Syahrian Abimanyu masuk dalam rencana jangka panjang klub.

Untuk bermain di JDT 1 pun saat ini nampaknya tidak memungkinkan, karena slot pemain asing ASEAN masih diisi Haris Harun (Singapura) yang menjadi Kapten Tim. Mengharapkan JDT mengorbankan satu slot pemain asing Asia/Bebas pun nampaknya sulit juga. Tapi apapun yang terjadi, saya harap yang terbaik bagi Syahrian Abimanyu.

Sebelum empat pemain di atas, sudah ada pemain kita yang masih aktif bermain di kompetisi luar. Sebut saja Yanto Basna yang cukup malang melintang di kompetisi sepakbola Thailand, Egy Maulana Vikri (Lechia Gdansk - Polandia), Witan Sulaiman (FK Radnik Surdulica - Serbia), Brylian Aldama (HNK Rijeka - Kroasia), Luah Mahessa dan Kelana Mahessa (Bonner SC - Kasta 4 Jerman), Elkan Baggott (Ipwich Town - Kasta 3 Inggris), Safarizal Mursalim (Al-Mesaimeer - kasta 2 Qatar), dan mungkin masih ada yang lainnya.

Belum lagi jika pemain yang berlaga di kompetisi junior atau pemain-pemain keturunan yang potensial dipanggil Timnas dimasukan ke dalam daftar, mungkin akan bertambah banyak daftar pemain Indonesia yang berkompetisi di luar negeri.

Judul tulisan ini mungkin agak bombastis karena kepindahan pemain Indonesia ke luar negeri tahun ini tidak cocok juga disebut eksodus, namun ini semoga menjadi do'a. Karena menurut saya banyaknya pesepakbola Indonesia yang bermain di luar negeri menjadi suatu kebanggaan tersendiri. Lihat saja Brazil yang pemainnya ada dimana-mana, bahkan di level kompetisi bawah sekalipun.

Jangan jauh-jauh deh, coba lihat Korea Selatan dan Jepang yang pemainnya tersebar di liga Eropa, atau tengok tetangga kita, Thailand yang mulai mengekspor pemainnya ke liga yang lebih berkelas. Itu bisa kita jadikan contoh sehingga dapat menaikan kualitas pemain, pamor liga lokal terangkat, pun tak menutup kemungkinan berimbas ke membaiknya prestasi tim nasional.

Saya membayangkan, pemain kita ada di berbagai negara, klub-klub Indonesia langganan main di Liga Champion Asia, dan Timnas Indonesia tak lagi bicara AFF dan Sea Games, tapi Piala Asia (kalau piala dunia sadar diri dulu aja hehe). Juga kita tak lagi bicara persaingan dengan Malaysia, Vietnam, Myanmar, bahkan saudara kandung kita Timor Leste, karena itu sangat menjengahkan.

Posting Komentar untuk "Eksodus Pesepakbola Indonesia ke Luar Negeri"